Pohon Aren
POHON AREN
TANAMAN MULTY PURPOSE TREE SPECIES (MPTS ) DI LINGKUNGAN KELOMPOK TANI
HUTAN GUNA KEMANDIRIAN PANGAN
SUKARMI, SP
PENYULUH KEHUTANAN MUDA
Pohon aren, kelapa dan nipah merupakan tumbuhan dalam
kelompok yang sama, yaitu jenis palma, palem atau pinang-pinangan. Sama seperti
pohon kelapa, seluruh bagian tanaman aren juga bersifat serbaguna dan
bermanfaat yang di sebut dengan tanaman ( Multy Purpose Tree Species) MPTS .
Salah satu manfaat terkenal wilayah Kabupaten Pacitan
khususnya di wilayah binaan Penyuluh Kehutanan di Kecamatan Arjosari , pohon
enau atau aren adalah nira yang digunakan untuk membuat gula aren. yang di kelola oleh Kelompok Tani
Hutan ( KTH) Aren Lestari desa Temon Kecamatan Arjosari Kabupaten Pacitan .
Sebagai tanaman serbaguna, maka seluruh bagian aren dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup manusia. Air nira untuk menghasilkan gula aren serta buah kolang-kaling merupakan dua yang populer diantara manfaat lain yang dimilikinya.
Tanaman ini mudah beradapatasi dan dapat tumbuh dimana saja, namun pertumbuhannya akan optimal jika ditanam di kawasan perbukitan, lereng atau tebing sungai dengan tingkat kelembaban tinggi.Dan cocok untuk topografi wilayah Kabupaten Pacitan khususnya di wilayah Kecamatan Arjosari . semua desa di wilayah Kecamatan Arjosari tersebar tanaman pohon Aren . tapi baru dua desa yaitu desa Temon dan Desa Karangge yang sudah mengasilkan nira yang digunakan untuk membuat gula aren.dibawah binaan Penyuluh Kehutanan Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Pacitan . Tumbuhan aren dapat tumbuh mulai daratan yang sejajar dengan permukaan laut sampai pada ketinggian 1.400 meter di atas permukaan laut. Namun ketinggian yang paling ideal adalah antara 500 sampai 1.200 mdpl. Sementara para pembudidaya aren umumnya menanam aren di lahan dengan ketinggian 500 sampai 700 mdpl.Suhu yang baik untuk tanaman aren adalah sekitar 25 derajat Celcius, beriklim sedang hingga basah dengan curah hujan rata-rata 1.200 mm per tahunnya. |
|
Di wilayah kerja binaan Penyuluh kehutanan , tepatnya di Desa Temon Kecamatan Arjosari Kabupaten Pacitan sudah ada 70 orang penyadap pohon aren yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan Aren Lestari
untuk mendapatkan air nira sebagai bahan pembuatan gulo araen .
Untuk melakukan air nira, tandan harus dipukul-pukul
hingga memar selama beberapa sehingga menghasilkan cairan. kemudian tandan
dipotong dan pada bagian ujungnya digantung dengan bambu sebagai wadang
menampung cairan yang menetes.
Cairan yang menetes dan terkumpul tersebut disebut nira, atau dibeberapa tempat disebut legen atau saguer. Warnanya jernih agak keruh dan tidak tahan lama. Oleh sebab itu, nira yang tertampung harus segera diolah.
Kolang-kaling adalah buah aren yang telah diolah sedemikian rupa dan sehingga terbebas dari gerahnya yang beracun. Buah aren yang juga disebut beluluk atau caruluk umumnya memiliki 2 atau 3 butir inti biji yang warnanya putih dengan batok tipis dan keras.
Buah aren muda memiliki inti yang lunak dan agak
bening. Untuk mengeluarkannya, buah harus dibakar dan direbus dan kemudian inti
biji direndam dalam air kapur selama beberapa hari agar getahnya yang beracun
hilang.
Selain itu, buah juga dapat dikukus selama 3 jam agar
mudah dikupas. Biji yang ada didalamnya dikumpulkan dan dipukul hingga gepeng
kemudian di direndam dalam air selama 2 atau 3 minggu.
Inti buah tersebutlah yang dinamakan
kolang-kaling atau buah atep / atap. Kolang-kaling umumnya dimanfaatkan untuk
campuran pembuatan es, kolak, dan manisan.
Budidaya Pohon Aren
Kebutuhan akan aren yang cukup tinggi serta ketersediaannya di alam yang terbatas dan dilindungi, maka prospek perkebunan aren cukup cerah untuk digeluti. Berikut ini adalah panduan budidaya tanaman aren yang dapat kita ikuti.
1.
Pembibitan
Bibit aren unggul dapat diperoleh secara alami maupun perbanyakan biji benih. Biji yang hendak digunakan menjadi bibit diupayakan dari pohon aren yang sehat. Pilihlah buah berukuran minimal 4 cm dan yng telah matang dengan ciri berwarna kuning kecokelatan serta daging buahnya lunak. Selain itu, ciri buah aren yang sehat adalah kulit luarnya terasa halus.
Setelah itu, biji aren dapat dikeluarkan dengan cara dibelah. Biji yang terkumpul kemudian diseleksi dan pilihlah yang berukuran besar, berwarna hitam kecokelatan serta permukaannya tidak keriput.
2. Penyemaian
Biji calon bibit aren kemudian disemaikan dengan cara merendamnya pada larutan HCl dengan konsentrasi 95% selama 15 hingga 25 menit. Selanjutnya biji direndam dalam air bersuhu 50 derajat selama 3 menit untuk menghilangkan penutup embrio pada biji.
Media semai dapat dibuat dari kantong plastik atau polybag berukuran 20 x 25 cm dan isi dengan campuran tanah, pasir dan kompos dengan perbandingan 1:1:3.
3. Pemeliharaan Semai
Untuk mendapat bibit aren berukuran 40 cm dibutuhkan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 1 hingga 1,5 tahun. Pemeliharaan persemaian perlu dilakukan dengan penyiraman secara rutin pagi dan sore hari. Penyiangan juga perlu dilakukan jika terdapat tanaman pengganggu, selain itu jika tanaman semai terserang hama penyakit maka dapat diberikan pestisida atau insektisida.
4. Penanaman Bibit
Bibit aren dapat ditanam secara monokultur ataupun tumpang sari. Persiapan lahan dilakukan dengan membersihkannya dari tanaman pengganggu serta menggemburkan tanah menggunakan cangkul atai sistem pembajakan.
Lubang tanam dibuat berukuran 30 x 30 x 30 cm dengan jarak antar lubang tanam sekitar 5 x 5 meter (monokultur) atau 9 x 9 meter (tumpangsari). Lubang tanam yang telah siap diberi pupuk kandang, TSP dan urea kemudian diambkan selama 3 hingga 5 hari.
Setelah itu, polybag pada bibit dapat dilepas secara hati-hati agar akar tidak rusak. Pada sistem tumpangsari, tanaman aren dapat menjadi tanaman pelindung bagi tumbuhan lainnya.
5. Pemupukan
Untuk merangsang pertumbuhan tanaman agar lebih cepat, pemupukan dapat diberikan ketika tanaman berumur 1 hingga 3 tahun. Pupuk yang diberikan antara lain Urea, NPK, pupuk kandang dan KCl. Pemupukan dilakukan dengan membuat lingkaran disekitar batang kemudian ditaburi dengan pupuk yang telah disiapkan.
6. Pengendalian Gulma, Hama dan Penyakit
Gulma pengganggu pohon aren biasanya terdapat di bagian poros dan tanah sekitar tanaman. Untuk mengatasinya kita dapat melakukan penyiangan sebanyak 4 kali dalam 1 tahun hingga tanaman berumur 3 atau 4 tahun.
Hama yang sering menyerang pohon aren adalah badak kumbang (Oryctes thinoceros), kumbang sagu (Hinochophorus ferrugineus), belalang (Sexava sp.), lebah, kelelawar, dan musang. Untuk mengatasi hama tanaman maka diperlukan pengendalian secara mekanis maupun kimia.
Kita dapat memotong bagian tanaman yang telah terserang hama atau menangkap hama pengganggu. Sedangkan secara kimia dilakukan dengan penyemprotan pestisida atau insektisida.
Selain itu, penyakit yang sering menyerang perkebunan aren adalah bercak kuning pada daun oleh serangan Pestalotia sp. dan Helmiathosporus sp. Kita dapat mengatasinya dengan menyeprotkan fungisida.
Komentar
Posting Komentar