Jamur Tiram
HASIL HUTAN BUKAN KAYU ( HHBK )
PADA KELOMPOK TANI HUTAN
Sukarmi, sp
PENYULUH KEHUTANAN MUDA
Jejamuran Josari adalah suatu kelompok budidaya
Jamur Tiram Hasil hutan Bukan Kayu (
HHBK ) pada Kelompok Tani Hutan ( KTH ) Rukun Makmur Desa Gayuhan Kecamatan
Arjosari Kabupaten Pacitan binaaan Penyuluh Kehutanan Dinas Kehutanan Provinsi
Jawa Timur CDK wilker Pacitan pada seksi kelola usaha dengan kepengurusan
sebagai berikut :
Ketua :
Mohammad Munir
Sekretaris :
Sumanto
Bendahara
: Agus Winarto
Anggota :
Mulyo, Boyari, Fendi
Dengan kapasitas produksi dari pembuatan buglog
sebagai berikut :
Momamad munir : 10.000 buglog , Sumanto : 10.000 buglog , Agus winarto : 2.000 buglog ,
Mulyono : 6.000 buglog , Boyani : 5.000 buglog , Fendi : 5.000 buglog ,
Berikut ini kelompok budidaya jamur Hasil Hutan Bukan Kayu
pada Kelompok Tani Hutan Rukun Makmur Desa Gayuhan Kec. Arjosari Kab. Pacitan
di bawah binaan Penyuluh Kehutanan CDK wilker Pacitan akan berbagi beberapa
persyaratan tumbuh jamur tiram yang harus di perhatikan:
Budidaya jamur tiram putih tumbuh optimal pada pH yang
mendekati normal yaitu 6,8 – 7,0. Apabila pH terlalu rendah, maka akan
menyebabkan pertumbuhan miselium jamur terganggu, tumbuh kontaminasi oleh jamur
lain, bahkan menyebabkan kematian pada jamur tiram putih.
Namun apabila pH terlalu tinggi maka dapat menyebabkan
sistem metabolisme jamur tidak efektif yang akan berujung pada kematian.
B. Temperature/Suhu
Suhu harus selalu dikontrol dan dijaga untuk mendapatkan
pertumbuhan jamur yang baik. Suhu yang diperlukan pada saat inkubasi jamur
tiram putih adalah 28 – 30 oC, sementara pada saat pembentukan tubuh
buah sampai panen, suhu yang diperlukan berkisar antara 22 – 28 oC.
C. Kelembaban
Kelembaban yang diperlukan agar jamur tiram dapat tumbuh
dengan baik adalah sekitar 50 – 60 % pada saat inkubasi. Sedangkan kelembaban
pada saat pembentukan tubuh buah berkisar antara 90 – 95%. Apabila kelembaban
kurang, maka substrat tanaman akan mengering.
D. Cahaya
Pertumbuhan jamur tiram sangat peka terhadap cahaya matahari
secara langsung. Cahaya matahari yang terkena jamur secara langsung dapat
menyebabkan jamur tersebut layu dan ukurannya pun kecil.
Maka dari itu usahakan memberikan cahaya matahari secara
tidak langsung pada budidaya jamur tiram. Cahaya matahari tidak langsung sangat
bermanfaat dalam perangsangan awal terbentuknya tubuh buah. Usahakan agar ada
pohon peneduh di dekat bangunan tempat budidaya jamur.
E. Udara
Jamur membutuhkan oksigen (O2) yang cukup agar
dapat tumbuh dengan optimal. Jamur tiram yang tumbuh pada tempat yang
kekurangan oksigen memiliki tubuh buah kecil dan abnormal. Tubuh buah jamur
yang kekurangan oksigen akan mudah layu dan mati. Ventilasi udara pada lokasi
penanaman jamur tiram sangat penting untuk menjaga pertukaran udara berjalan
dengan baik. Konsentrasi karbon dioksida (CO2) yang terlalu banyak
akan menyebabkan jamur tumbuh abnormal. Konsentrasi karbon dioksida tidak boleh
lebih dari 0,02%.
1.
Menyiapkan Rak Jamur Tiram
Kumbung adalah bangunan tempat menyimpan bag log sebagai
media tumbuh jamur tiram yang terbuat dari bilik bambu atau tembok permanen. Di
dalam kumbung tersusun rak-rak tempat bag log jamur tiram.
Ukuran kumbung bervariasi tergantung dari luas lahan. Tujuan
dari adanya kumbung adalah untuk menyimpan bag log sesuai dengan persyaratan
tumbuh.
Rak di dalam kumbung disusun sedemikian rupa sehingga
gampang dalam proses pemeliharaan dan sirkulasi udara terjaga.
Umumnya jarak antara rak kurang lebih 75 cm. Jarak di dalam
rak 60 cm (4 – 5 bag log), lebar rak 50 cm, tinggi maksimal 3 m, panjang
disesuaikan dengan kondisi ruangan.
2.
Menyiapkan Baglog Jamur Tiram
Selanjutnya yang diperlukan adalah bag log. Bag log adalah
media tumbuh jamur. Bag log biasanya dibungkus plastik berbentuk silinder,
dimana salah satu ujungnya diberi lubang. Dari lubang tersebut jamur
tiram akan tumbuh ke luar.
3.
Menyusun Baglog Jamur Tiram
Selanjutnya yang perlu dilakukan
adalah menyusun bag log. Bag log dapat disusun secara vertical maupun
horizontal. Kedua cara tersebut memiliki kelebihan masing-masing. Bag log yang
disusun secara horizontal akan lebih aman terhadap siraman air. Jika melakukan
penyiraman secara erlebihan, maka air tidak akan masuk ke dalam bag log. Selain
itu, akan lebih mudah dalam proses pemanenan nantinya. Namun, saat penyusunan
lebih banyak menyita tempat.
4.
Menanam Bibit Jamur Tiram
Pada proses penanaman bibit jamur tiram ini
harus dilakukan dengan cepat,Namun juga harus tetap teliti. yang terpenting
yaitu proses penanaman bibit jamur tiram harus dilakukan pada tempat/ruangan
yang tertutup.Berikut adalah cara penanaman bibit jamur yang bisa terapkan:
- Siapkan
bag log yang sudah diberikan bibit.
- Tutup
kembali bag log dengan menggunakan kapas.
- Berikan
3 sendok makan bibit ke dalam setiap satu log media. Perlu Anda ingat,
pada setiap gerakan sendok yang digunakan, panaskan terlebih dahulu sendok
tersebut dengan menggunakan api dari lampu spiritus untuk menghindari
kontaminasi.
- Buka
karet pada log, kertas penutup, dan juga kapas penutup Log.
- Agar
lebih mudah dalam penanaman bibit, log yang akan diinokulasi diletakan di
depan dekat tangan kiri.
- Semprot
isi ruangan secara merata menggunakan alcohol 95%. Jangan lupa untuk
menggunakan sarung tangan dalam penyemprotan ruangan
- Bag
log yang sudah ditanami dengan bibit diletakan pada rak.
- Diamkan
saja sampai seluruh bag log tersebut tumbuh dengan sendirinya.
- Jika
seluruh media baglog ditumbuhi jamur, tutup kapas dan cincin di bagian
atas log tersebut dibuka.
- Agar
kelembaban terjaga, semprotkan air dengan menggunakan sprayer pada setiap
bag log dengan dosis 1 gelas/tangki .
- Jika
jamur tumbuh dengan mekar dan lebar, berarti jamur sudah siap untuk di
panen
5.
Mencegah Hama Pada Jamur Tiram Putih
Untuk mencegah munculnya hama dan penyakit pada budidaya
jamur tiram putih, maka perawatan baglog jamur tiram harus diperhatikan. Hama
dan penyakit bisa menyerang jamur tiram kapan saja sehingga pencegahan adalah
hal penting yang harus Anda dilakukan. Berikut Adalah Hama Yang Biasa Menyerang
Jamur Tiram:
A. Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor utama yang dapat menyebabkan
tumbuhnya hama dan penyakit. Untuk mencegahnya, lakukan penyemprotan formalin
di daerah sekitar kumbung secara berkala.
B. Ulat
Salah satu hama yang menyerang jamur tiram adalah ulat. Hama
ulat dapat muncul karena tempat terlalu lembab, kotor dan kondisi kumbung yang
kurang terawat.
Hama ulat ini bisa dicegah dengan selalu membersihkan
kumbung dan rak jamur. Angkat sisa bonggol jamur dan jamur yang tidak bisa
dipanen.
Bersihkan juga jamur-jamur kecil yang disebut dengan jamur
hama. Hama ulat sering muncul ketika memasuki musim hujan. Saat itu kelembapan
udara sangat tinggi sehingga tempat menjadi basah.
Cara mencegahnya yakni dengan membangun ventilasi udara di
kumbung. Bukalah lubang ventilasi udara saat musim hujan dan hentikan
penyiraman.
C. Kepik
Hama lainnya yang biasa menyerang jamur tiram adalah kepik.
Hama kepik ini muncul karena adanya pangkal jamur yang masih tertanam di
baglog.
Kepik merupakan cikal bakal datangnya hama ulat juga. Untuk
mencegah hama kepik, bersihkanlah kumbung dan semprot dengan formalin. Selain
itu, jangan meletakkan kumbung terlalu dekat dengan kandang ternak.
Komentar
Posting Komentar